Sabtu, 15 Januari 2011

perempuan beratap awan

wajah itu begitu lemah dan pucat. Tersirat kesedihan dibalik kekuatan yang harus ditanggungnya. Dengan sebuah bakul dan kain panjang yang mengikat kepalanya, wanita itu tampak gagah berbalut baju lusuh dan kotor. Terlalu panjang jalan yang telah lalui disepanjang jakarta ini, terlalu banyak abu yang melekat diwajahnya. Didepan ruko yang sudah tutup dan tanpa alas, badan ringkihnya pun terbaring menjemput mimpi yang berharap indah yang mungkin takkan seindah dunia nyatanya. Diatas lampu malam yang terang benderang, diantara mobil-mobil mewah yang lalu lalang, tubuh itu damai dalam mimpinya. Dan aku hanya mampu melihat dengan penuh rasa haru, haru yang takkan mungkin bisa aku ungkapkan padanya. Ada rasa pedih dihati ini, mengapa ada kehidupan yang seperti ini dibalik megahnya ibu kota. Bukankah pemerintah menjanjikan bahwa rakyatnya akan makmur dan sejahtera?? Namun sepertinya hal itu hanya sebuah hitam diatas putih tapi takkan pernah ada pelaksanaannya. Mungkin wajah lemah itu hanya satu dari seribu atau jutaan orang yang bernasib sama. Yang hanya mampu menikmati hari tua mereka dibawah awan dan dinginnya malam. Dan tetap terlewatkan dari pandangan para pejabat negeri ini. :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

yihaaaa....I LOVE Jakarta :))))

yihaaaa....I LOVE Jakarta :))))

life is never flat :))

life is never flat :))